Redesain Kemasan UMKM Jenogoro Food & Moringa Herbasina, Program Dosen Pulang Kampung IPB Raih Top 12 Finalis Nasional PackStar 2025.
Program Pengabdian Masyarakat “Dosen Pulang Kampung” IPB University kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Melalui karya inovatif di bidang desain kemasan berkelanjutan, dua produk hasil redesain UMKM dampingan berhasil menembus Top 12 Finalis Nasional PackStar Student Competition 2025, ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Federasi Pengemasan Indonesia (IPF) dan Pameran ProPak Indonesia.
Sebanyak 21 produk UMKM terlibat dalam proyek redesain kemasan ini. Namun, dari sejumlah karya yang dikembangkan, dua di antaranya dipilih untuk bersaing dengan lebih dari 125 karya mahasiswa dari seluruh Indonesia, dan berhasil masuk menjadi finalis.
Seluruh karya finalis akan diwujudkan dalam bentuk mock-up profesional dan dipamerkan pada PackStar Award Ceremony yang menjadi bagian dari ProPak Indonesia Exhibition 2025, berlangsung pada 19–22 November 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan pelaku UMKM mampu menghasilkan inovasi yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga berdampak ekonomi dan lingkungan.
Dua tim mahasiswa IPB University dari Program Studi Teknik Industri Pertanian menjadi wakil yang mengharumkan nama kampus sekaligus menunjukkan hasil konkret dari program pengabdian ini.
1. “Chicken Pouch for Intestine Crisps” – Jenogoro Food
Tim mahasiswa yang terdiri atas Kezzia Lamture H, Alysha Zahra A, dan Jihan Khalisa S, melakukan inovasi kemasan untuk produk keripik usus dari UMKM Jenogoro Food.
Desain standing pouch baru dikembangkan untuk menjaga kerenyahan produk dari paparan kelembapan, oksigen, dan cahaya dengan menggunakan struktur multilayer fungsional:
- PET (Polyethylene Terephthalate) untuk kekuatan dan tampilan mengilap,
- Aluminium foil sebagai barrier utama terhadap oksigen dan uap air.
Visual kemasan menonjol dengan siluet ayam sebagai simbol bahan utama, menegaskan identitas produk yang kuat dan mudah dikenali. Desain ini juga dilengkapi handle ergonomis berbentuk ayam untuk kemudahan membawa serta jendela transparan (clear window) yang memungkinkan konsumen melihat isi produk.
Dengan tampilan yang lebih modern dan higienis, kemasan ini tak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga memperkuat posisi produk lokal agar kompetitif di pasar ritel.
2. “Bio-Brew” – Moringa Herbasina
Tim kedua yang dikembangkan bersama UMKM Moringa Herbasina menghadirkan konsep kemasan smart packaging ramah lingkungan untuk produk minuman herbal berbasis kelor. Tim beranggotakan Yoga Widhi P, Yusuf A. Rofiq, dan Kemal R.
Bio-Brew mengusung desain teabag kelor berbahan biodegradable dengan pendekatan eco-friendly, interactive, dan sensory-driven. Inovasinya meliputi:
- Material komposit PLA-selulosa yang dapat terurai dalam 90–180 hari tanpa meninggalkan mikroplastik.
- Visual Quality Indicator berbasis antosianin alami yang berubah warna mengikuti tingkat kesegaran produk.
- Scratch-to-sniff Aroma Peek System, memungkinkan konsumen mencium aroma kelor (atau varian jahe/jeruk) tanpa membuka kemasan.
- Oxygen scavenger layer untuk menjaga kualitas produk selama penyimpanan.
Melalui kombinasi teknologi dan estetika ini, Bio-Brew tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan, tetapi juga memperkaya pengalaman konsumen dalam menikmati produk herbal modern.
Dari Desa ke Panggung Nasional
Program yang diketuai oleh Prof. Dr. Endang Warsiki, STP., MSi., bersama anggota tim dosen Prof. Dr. Chusnul Arif, STP., MSi., Brilliant Cahya Puspasari, S.Tr.Kes., M.Biomed, dan Fithriya Yulisiasih Rohmawati, S.Si., MSi., mengusung tema “Sekolah Inovasi Pangan dan Kemasan Berkelanjutan.”
Melalui kegiatan ini, tim dosen dan mahasiswa IPB University melakukan pendampingan intensif terhadap UMKM di daerah asal dosen peserta, dengan fokus pada peningkatan kualitas kemasan produk lokal agar lebih fungsional, estetis, dan berdaya saing.
Kedua karya ini lahir dari proses pendampingan intensif dalam program Dosen Pulang Kampung yang menyatukan science-based design dan nilai lokalitas. Pendekatan ini tidak sekadar memperindah tampilan produk, tetapi juga menyentuh aspek keamanan pangan, keberlanjutan material, dan ketahanan kemasan selama distribusi.
“Prestasi ini membuktikan bahwa desain kemasan yang didukung oleh ilmu dan inovasi mampu mengangkat citra produk desa hingga ke panggung nasional, bahkan berpotensi tembus pasar internasional,” ujar Prof. Endang Warsiki.
Lebih dari sekadar kompetisi, partisipasi mahasiswa dan UMKM dalam ajang ini menjadi langkah strategis menuju jejaring industri, kolaborasi bisnis, dan peluang hilirisasi produk lokal.
Selamat kepada seluruh tim mahasiswa, UMKM, dan dosen pendamping atas pencapaian luar biasa ini. IPB University sekali lagi membuktikan komitmennya sebagai motor inovasi pengemasan berkelanjutan dan penggerak daya saing agroindustri nasional.(dospulkam)(*/wso)

Comments are closed