Bertanam Menggunakan Hydrogel, Dosen BIMA Pengabdian IPB University Ajak Siswa Sekolah Inklusi Sinar Indonesia

Pelatihan bercocok tanam Siswa Inklusi Sinar Indonesia dengan menggunakan media hydrogel, menjadi salah satu agenda Program Pengabdian kepada Masyarakat BIMA 2025.

Program yang diketuai oleh Doni Sahat Tua Manalu, dosen Program Studi Manajemen Agribisnis Sekolah Vokasi IPB University ini, digelar pada Jumat (31/10/2025) di Gedung Sekolah Sinar Indonesia, Kota Bogor.

Kegiatan ini menjadi bagian dari Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat BIMA 2025, dengan misi menumbuhkan semangat petani muda sedini mungkin melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkenalkan konsep pertanian yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis bercocok tanam, tetapi juga menanamkan semangat kemandirian pangan sejak dini,” ujar Doni.

Ia menambahkan bahwa pendidikan inklusif dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berawal dari keluarga dan komunitas.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Sekolah TK Sinar Indonesia, Dian Nur Oktaviani R atau yang akrab disapa Miss Okta. Ia menyampaikan rasa bahagianya atas kerja sama dengan IPB University.

“Kami sangat senang karena bertani ternyata bisa dilakukan dengan cara yang bersih dan menyenangkan. Anak-anak jadi tahu bahwa pertanian tidak selalu identik dengan lumpur, tapi bisa dilakukan dengan cara modern. Dari sini kami belajar bahwa ketahanan pangan dimulai dari langkah kecil di rumah dan sekolah,” ujarnya penuh semangat.

Dalam sesi pelatihan, Henny Rusmiyati, dosen Program Studi Teknologi Industri Benih Sekolah Vokasi IPB University, memberikan materi tentang media tanam hydrogel. Ia menjelaskan bahwa hydrogel dapat menjadi alternatif media tanam yang ramah anak, mudah digunakan, dan minim kotoran.

“Kami ingin anak-anak menyadari sejak dini bahwa bertani itu mudah, menarik, dan menyenangkan. Dengan teknologi sederhana seperti hydrogel, mereka bisa belajar mencintai alam dan memahami peran penting pertanian untuk masa depan,” tutur Henny.

Keceriaan tampak di wajah para siswa saat mencoba menanam benih mereka sendiri. Salah satu siswa, Rafa, mengungkapkan kegembiraannya, “Aku senang banget bisa nanam sendiri. Ternyata pakai hydrogel itu seru, nggak kotor dan tanamannya bisa tumbuh juga. Nanti mau aku rawat terus biar cepat besar!”

Menutup kegiatan, Doni berharap agar para guru dan siswa dapat meneruskan praktik bercocok tanam ini secara mandiri. “Kami ingin pelatihan ini menjadi awal tumbuhnya kesadaran bahwa pertanian adalah hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan setiap orang bisa berkontribusi untuk ketahanan pangan bangsa,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, IPB University kembali menegaskan perannya sebagai kampus pelopor dalam pendidikan inklusif, inovasi pertanian, dan pemberdayaan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045.(BIMA)(*/wso)

CATEGORIES:

Uncategorized

Tags:

Comments are closed

Latest Comments

No comments to show.